Kita masih berada di Makam Cendonosari di Dusun Wonocatur, Banguntapan, Bantul, D.I.Yogyakarta. Selain Makam masih ada bangunan bersejarah di Cendonosari.
Sebelah selatan Makam Cendonosari terdapat sebuah Gerbang dengan hiasan Sengkalan Memet DWI NAGA RASA TUNGGAL yang berarti 1682 tahun jawa atau 1756 masehi, hal ini bermakna tahun berdirinya Kraton Ngayogyakarta. Dwi berarti dua, naga melambangkan angka delapan, rasa melambangkan angka enam, dan tunggal berarti satu.
Gerbang itu merupakan bagian dari Pesanggrahan Cendonosari yang dibangun oleh Sri Sultan Hamengku Buwono II. Beliau lahir pada tahun 1750, dan wafat pada tahun 1828.
Sedangkan yang disemayamkan di Makam Cendonosari, yaitu Putri dari Hamengku Buwono VII dan sang suami Danurejo VII. Danurejo VII menjabat sebagai patih kesultanan yogyakarta sejak tahun 1912 hingga kematiannya pada tahun 1933. Dua situs tersebut berada di lokasinya yang sama, namun pada zaman yang berbeda.
Di sebelah timur gerbang berhiasan sengkalan memet, terdapat bangunan kecil dengan sebuah dinding sekat yang diukir membentuk suatu motif. Dinding tersebut menyerupai tembok sekat yang bermotif sulur-sulur di kolam utama Gua Seluman atau Pesanggrahan Wonocatur. Pesanggrahan Wonocatur terletak 400 meter di siai tenggara Situs Cendonosari. Kedua pesanggrahan tersebut dibangun oleh Sri Sultan Hamengku Buwono II, yang juga dikenal dengan sebutan sinuhun banguntopo.
Masih ada bangunan bersejarah di Cendonosari. Selanjutnya diceritakan oleh Juru Kunci Makam Cendonosari, Pak Seno Wantoro.
00:07 Sengkalan Memet, Dwi Naga Rasa Tunggal
01:07 Makam Cendonosari, Danurejo VII
01:55 Gua Seluman, Pesanggrahan Wonocatur
02:34 Pathok Negoro Zaman Mataram Islam Kotagede
05:09 Jamban di AMA atau STIB Kumala Nusa
05:58 Gapura Sri Gandhek Cendonosari
07:10 Jalan Seputar Situs Makam Cendonosari
Nama dari Benda Cagar Budaya Pathok Negoro itu adalah “Gapuro Gandhek Sri Cendonosari”, secara usia Gapuro itu jauh lebih tua dibandingkan dengan Makam Cendonosari, bangunan itu beda lagi dan tidak ada hubunganya dengan makam endonosari. Lokasi aslinya di tengah Ring Road digeser ke selatan Makam Cendonosari karena untuk kepentingan Proyek Jalan, sebetulnya posisinya sekarangpun kalau diambil garis lurus tetap sama saja dengan lokasi yang dahulu cuman posisinya agak ke timur. Jadi untuk melestarikan benda Cagar Budaya tersebut dengan menggeser lokasinya karena ini sejarah Batas Kota Kerajaan Mataram Islam saat dibangun oleh Panembahan Senopati. Pathok Negoro ini adalah Pintu keluar masuk Batas Kota pada Jaman Mataram Islam dari Kota Gedhe.
Sebetulnya Bangunan Kompleks Pathok Negoro bukan hanya yang ada sekarang ini tetapi oleh Sinuhun Sultan HB II atau dikenal dengan sebutan Sinuhun Banguntopo dilengkapi juga dengan Bangunan Panggung yang lokasinya juga persis di tengah Jalan Ring Road dan sekarang Bangunan Panggung itu sudah musnah, namun kalau Bangunan Jamban yang berfungsi untuk masuk ke Bangunan Panggung. Bangunan Jamban sampai saat ini masih ada. Posisi lokasinya ada di dalam area Kampus perguruan tinggi AMA. Bangunan Jamban saat ini oleh pihak universitas tersebut difungsikan untuk Berwudlu / bersuci sebelum Sholat , dikarenakan Situs Jamban berada di dalam lokasi universitas AMA maka oleh pihak Purbakala mempersilahkan pihak Perguruan tinggi untuk merawatnya dan tidak diperbolehkan untuk merusak ataupun merubah bentuknya
▼Makam Cendonosari | Patih Danurejo VII Sang Penyebar Ketoprak beristri Putri Sri Sultan HB VII
ua-cam.com/video/nstqGb53MxQ/v-deo.html
▼Gua Seluman | Kolam bersemedi Gaib Sultan Hamengku Buwono II | Pesanggrahan Wonocatur
ua-cam.com/video/e0j706gwkew/v-deo.html
▼Ziarah Makam Raja-Raja Mataram Imogiri | Sultan Agung hingga Sri Sultan HB IX
ua-cam.com/video/YLU9ymvntFc/v-deo.html
▼Jangan lupa subscribe ya
ua-cam.com/channels/SPGwNEVXVUWOgicVN6FM9g.html
#PesanggrahanCendonosari#GapuroGandhekSriCendonosari#Jamban#MakamCendonosari